Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Power of Man Jadda Wajada

Ahmad Suherdi


Sahabat. Sebagai mahasiswa semester ahir pastinya penuh dengan banyak kesibukan. Tugas ahir seperti skripsi, tesis atau disertasi adalah pekerjaan yang banyak menguras tenaga dan pikiran. Namun, kita tidak dapat menghindari hal tersebut.  Selesai kuliah tepat waktu itulah motto yang harus ditananamkam dalam jiwa para mahasiswa.

Aku pernah mendengar sebuah kata yang sampai saat ini tersimpan di dalam ingatan. Kata tersebut seakan menjadi motivasiku di dalam menjalani hidup sebagai seorang mahasiswa. Sebuah kata "man jadda wajada" yang mempunyai makna "barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil". Kata itu pernah aku dengar dari guru ngaji kitab matlab pada waktu itu. Beliau dawuh dengan penuh semangatnya, sehingga kata itu membangkitkan jiwaku.

Dimasa pandemi yang tidak pernah terduga sebelumnya yaitu "virus corona" seakan merubah sistem berfikir para mahasiswa. Semua dilakukan serba online melalui via whatsapp, zoom dan semacamnya. Jaringan paket data koneksi internet adalah fungsi utama dalam belajar online. Mahasiswa seakan kehilangan gaya narsisnya seperti di dalam kelas. Disaat mahasiswa tersebar dari berbagai daerah, disitulah terjadi sebuah permasalahan dalam berkomunikasi.

Koneksi internet umpamnya. Berbeda dengan di kota yang serba wifi, 4G, 4,5G atau semacamnya. Jaringan tersebut bisalah menjadi kendala bagiku di desa. Kendala seperti sinyal 4G agak sulit hingga tiba-tiba sinyal hilang saat listrik padam.

Para mahasiswa semester ahir telah di beri kewenangan untuk melakukan penelitian dengan sistem online. Mencari data lapangan hingga bimbingan dilakukan secara online. Menggunakan media sosial whatsapp, youtube, facebook, zoom dan semacamnya.

Aku sempat pasrah ketika malakukan penelitian secara online. Banyak kendala yang aku rasakan saat ini. Seperti, sekolah yang sulit dihubungi, bimbingan yang terkendala jaringan dan lain-lain. Namun, aku teringat sebuah kata "man jadda wajada" aku pasti bisa.

Tidak tinggal diam akupun melakukan perpindahan sekolah yang aku jadikan tempat penelitian. Aku beranikan mengirim permintaan izin kepada sekolahan tersebut dan alhamdulillah mereka menyambut dengan baik. Aku bersyukur. 

Namun, tidak hanya itu saja kendalanya. Setelah aku mendapatkan data tiba-tiba muncul saja rasa "malas" untuk mengerjakan tugas. Terlalu terbawa suasana rumah sehingga manjadikan malas. Mungkin rasa malas itu hanya pada diriku. Berbeda dengan teman-teman yang sangat bersemangat mengerjakan tugas ahir ini.

Aku melihat perjuangan bapak dan ibuk mencari uang tanpa kenal lelah. Setiap pagi mereka telah bangun dan bersiap mencari rejeki. Aku melihat mereka mempunyai harapan padaku untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu. Sungguh hinanya diriku bila aku hanya bermalas-malasan dan menikmati paketan internet hanya untuk yutuban, game dan facebook tanpa memikirkan harapan dari mereka. Dari situ jiwa malasku tersentuh sehingga aku harus bangkit kembali. Bagaimanapun caranya aku harus bisa selesai tepat waktu.

Bayangkan saja bila aku sendiri yang mencari uang untuk anak-anakku dan ternyata anak-anakku tidak serius dengan sekolahnya pastilah aku sangat kecewa. Naudzubillah mindalik semoga Allah menjauhkan dari perkara tersebut. Aaamiiin.

Dari sang guru melalui kata "man jadda wajada" kini aku akan bangkit. Bismillah


Palembang, 08 Juni 2020.


2 komentar untuk "The Power of Man Jadda Wajada"