Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEDERHANA TAPI NYATA

Ahmad Suherdi

Foto para santri sedang memasak untuk menu berbuka puasa

Santri iya santri. Apa yang kalian pikirkan tentang seorang santri. Yang memakai peci dan sarung...?... tidak hanya itu saja sobat. Santri itu unik. Mereka mempunyai banyak kreatifitas di dalam hidupnya.

Pondok pesantren adalah salah satu wadah untuk para santri menimba ilmu. Terdapat Kyai dan para Ustadz dalam mengurus para santri. Beliau-beliau tidaklah mengenal lelah dan tetap bersabar dalam mendidik kami para santri. Semoga lelah beliau menjadi lillah. Aaamiiin.

Foto kekompakan santri

Kekompakan santri adalah hal hanya harus dijaga. Kompak dalam mengaji, saling mengingatkan kebaikan, masak bareng, makan bareng satu nampan dan lain sebagainya. Jika semua santri kompak maka pondok akan terasa bagai rumah sendiri karena semua adalah keluarga.

Menjelang buka puasa di hari ketiga ini, teman-teman yang masih di pondok sedang masak daun singkong. Mungkin bagi kebanyakan mengganggap itu adalah makanan biasa saja, namun bagi kami para santri daun singkong bisa kita masak dan menjadi makanan yang luar biasa nikmatnya. Pokoknya tidak kalah sama makanan restoran deh.


Kali ini aku mau bagiin nih tutorial kang santri masak daun singkong.

Pertama-tama siapkan bumbunya terlebih dahulu. Yang harus disiapkan adalah bumbu bawang putih, bawang merah, laos, dan kunir. Ini adalah bumbu yang harus disiapkan. Kalian atur sendiri banyaknya jumlah per bumbu ya.


Ketika bumbu sudah dikumpulkan kemudian uleg jadi satu. Garam dan gula juga dimasukkan ke dalam uleg an.

Setelah bumbu dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam wajan yang sudah diisi air yang mendidih. Tungguh beberapa saat hingga daun singkong terasa empuk lalu dikasih santan biar terasa nikmat. Biarkan santan bercampur dan sayur daun singkong siap dihidangkan. Nyam nyam makan bersama.

Foto berbuka bersama di pondok

Sebelum waktu berbuka puasa tiba, kang-kang santri ini mengikuti ngaji kitab dengan Abah Kyai. Sore hari mengaji kitab minhajul qowwim "sebuah kitab fiqh". Waktu ngaji adalah waktu ngabuburit kami. Banyak yang ngabuburit dengan jalan-jalan ntah tanpa arah tujuan justru kang santri ini ngabuburit dengan kegiatan memaknai kitab. Semoga ada keberkahan. Aamiin

Foto kang santri sedang ngaji kitab sore

Kesorean menunggu waktu berbuka tidak akan terasa lama ketika mendengarkan isi uraian kitab dari Abah. Penjelasan Abah seakan memikat para santri untuk betah memaknai isi kitab. Semoga para santri tetap istiqomah belajar dan terus belajar. Aaamiiin.

Aku ingat suatu hal yang pernah didawuhkan sesepuh pondok yaitu mbah Huda. Beliau dawuh "sederhana tapi nyata". Dari dawuh beliau dapat diambil hikmah bahwa dalam hidup itu kita sederhana saja tapi nyata dari pada hidup mewah tapi hanya sekedar berhayal tanpa berusaha. Sehat selalu mbah Huda.



Palembang, 27 April 2020






1 komentar untuk "SEDERHANA TAPI NYATA"

  1. Mantab. Kesederhanaan seorang santri sejatinya cara menempa pribadi menjadi tangguh.

    BalasHapus