Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Idul Adha di Pulau Seberang

Ahmad Suherdi



Gema takbir telah berkumandang. Tidak terasa hari raya idul adha telah tiba. Bertepatan dengan malam jum'at, semoga menjadi berkah disetiap detiknya. Aamiin.

Masih tetap sama. Saya setiap tahun tidak bisa menikmati hari raya idul adha dengan keluarga di rumah Palembang. Rutinitas kuliah dan pondok menjadikan saya hanya pulang pada saat hari raya idul fitri saja. Itupun hanya beberapa minggu di rumah. Sungguh rindu ini datang. Namun, harus tetap berusaha kuat menahan rindu agar tetap fokus belajar dan belajar.

Hari raya idul adha tahun ini bertepatan dengan hari jum'at. Di ponpes manba'ul 'ulum sudah bersepakan dengan masyarakat sekitar untuk memotong hewan kurban pada hari sabtu. Memang waktu pada hari jum'at sangat mepet sekali dengan kegiatan sholat jum'at. 

Dimasa pandemi yang tidak terduga sebelumnya "virus corona" telah merubah segalanya. Pada tahun ini, jama'ah hajji juga dibatasi. Tujuannya agar tidak menyebar virus corona ini. Saya juga melihat story whatsapp teman yang memperlihatkan video jama'ah hajji di Mekkah sangat sedikit sekali. Para jamaah yang melakukan towaf diwajibkan untuk menjaga jarak satu sama lain. Sebelum ada virus corona, jama'ah hajji sangatlah banyak. Tidak ada batas antara satu dengan yang lain pada saat towaf. Alhamdulillah walau seperti itu, masih ada kegiataan ibadah jama'ah hajji pada tahun ini.

Saya memang jauh dari keluarga. Namun, saya masih memiliki keluarga yang berada di pesantren. Mereka semua adalah santri-santri putra yang tidak pulang ke rumah. Mereka tetap bertahan di pesantren, karena di pesantren inilah tempat ternyaman bagi kami serta menjadi tempat kami dididik menjadi manusia yang berguna di dunia dan akhirat. InsyaAllah. 

Saya bertanya-tanya. Mungkinkah para petugas medis, para TNI, para supir ambulan bisa menikmati hari raya idul adha bersama keluarga? Atau Mungkin mereka sekarang sedang sibuk merawat pasien covid dan lainnya? Entahlah, semoga semua diberi keselamatan oleh Allah. 

Corona ini memang kejam. Namun, apakah kita akan menyalahkan sebuah keadaan yang telah terjadi..? Tentu saja tidak. Semua itu adalah takdir dari Allah swt. Kita sebagai manusia haruslah senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dawuh gus Baha yang intinya "selain kita berusaha secara medis, juga harus diberengi dengan istigfar". Kita harus senantiasa memohon ampunan kepada Allah. Semoga covid segera berakhir. Aaamiiin.

Berkumpul dengan keluarga adalah sebuah nikmat yang sangat luar biasa dari Allah. Saya pernah melihat sebuah video di youtube tentang kisah seorang sopir ambulan. Sopir ambulans tersebut harus siap siaga mengantar jenazah yang akan dimakamkan. Bagaimana dia bisa berkumpul dengan keluarga pada hari raya idul adha, kalau dia sendiri diminta untuk siaga bilamana ada jenazah yang harus secepatnya dimakamkan.? Selain itu, para anggota TNI juga ikut memakamkan jenazah covid itu. Pasti mereka tidak diperbolehkan berkumpul dengan keluarga setelah melakukan prosesi pemakaman sampai waktu yang lama. 

Sungguh saya tetap bersyukur bisa berkumpul dengan keluarga di pesantren ini. Mereka semua adalah motivasi dalam hidup saya. Kita tidak ada hubungan nasab, namun kita bisa menjadi dekat layaknya keluarga sendiri. Seakan rindu keluarga di rumah perlahan hilang dengan kebersamaan kita di pesantren. Semoga ada keberkahan disetiap langkah kita. Aamiin.


Saya Ahmad Suherdi dan keluarga mohon maaf lahir dan batin. Selamat menunaikan ibadah hari raya idul adha. Semoga berkah. Aaamiiin



Dalam kamar wahid, Tulungagung, 30 Juli 2020.

2 komentar untuk "Idul Adha di Pulau Seberang"

  1. Kebahagiaan dan sukacita Idul Adha tetap dapat dirasakan meski jauh dari kampung halaman. Keren tulisannya.

    BalasHapus