Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SANTRI ISO DADI OPO WAE

Ahmad Suherdi


30 Desember 2019.
Dipenghujung tahun ini, kami selaku mahasiswa dari Sumatera "khususnya kab. Oki Palembang" disambang oleh guru MTs ku dulu, sekaligus salah satu anggota dewan perwakilan rakyat daerah Oki (DPRD).

Perkumpulan ini disiapkan di warkop pule dekat gedung Pascasarjana IAIN Tulungagung, ketika beliau "bapak Ahmad Choiri" berkunjung ke Tulungagung untuk menyambang anaknya dan ibu mertua di Ponpes Darussalam Campurdarat Bandil Tulungagung.

Bapak Choiri adalah salah satu alumni santri PPDS Campurdarat Bandil. Beliau mondok sambil kuliah di IAIN Tulungagung. Ketika masih mondok, beliau dinikahkan dengan putri Mbah Yai, yang waktu itu masih sama-sama kuliah di IAIN Tulungagung.


Setelah lulus kuliah di IAIN Tulungagung, beliau kembali lagi dengan membawa seorang istri ke sumatra. Sungguh mendapat bonus yang luar biasa, dengan mencari ilmu dan mendapatkan jodoh putri kyai.


Sebagai seorang santri, beliau mengabdikan diri didalam pendidikan. Pendidikan diniyah maupun pendidikan formal. 

Aku pernah mendengar cerita perjalanan beliau ketika awal pulang di Sumatera. Beliau pernah cerita, ketika beliau memulai usaha dari nol, membuka cucian mobil di depan rumah, membuka toko material dirumahnya, dan lainnya. Namun beliau di nyinyir oleh orang-orang disekitar, karena mengganggap bahwa, seorang sarjana kok bukak cucian mobil, kok ini itu bla bla bla. 

Memang hal seperti itu sangat sering sekali di desa ku. Banyak yang menganggap bila sudah jadi sarjana harus bisa jadi orang yang banyak uang, punya pekerjaan yang menghasilkan uang banyak dan lain sebagainya. Memang tidak semua orang seperti itu, tapi ada beberapa yang mungkin iri terhadap kesuksesan pendidikan yang telah kita raih.

Beliau merintis pendidikan di MTs Al-Hikmah. Beliau mengajar pelajaran Akidah Akhlaq dan istrinya yang bernama Buk Binti istiqomah mengajar pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).

Setelah beberapa tahun beliau mengajar di MTs Al-Hikmah, beliau diangkat menjadi Kepala sekolah di MTs tersebut. Beliau memimpin di sekolah tersebut dengan sangat tegas dan disiplin.

Tak lama setelah itu, beliau dan para pendiri lembaga Al-Hikmah melanjutkan pembangunan di PAUD, MI, SMK. Semua lembaga tersebut dibawah naungan beliau dan para pendiri lembaga.

Pembuktian nyata beliau didalam masyarakat telah diterima dengan baik, dari apa yang di capai beliau saat ini. Banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya di lembaga Al-Hikmah.

Prestasi gemilang pun didapat disekolahan tersebut, dengan meningkatkan kreatifitas para siswa. Study tour plus ziarah wali songo pun dilakukan setiap tahunnya.

Perjalanan beliau tak berhenti di lembaga pendidikan tersebut. Setelah lembaga Al-Hikmah sudah tertata dengan baik, beliau melanjutkan di ranah politik. Menjadikan diri sebagai anggota DPRD Oki, untuk memajukan kualitas sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusia didaerahku. Beliau juga sebagai ketua umum banser Oki. Nahdhatul Ulama adalah latar belakang beliau.

Aku belajar dari beliau, bahwa seorang santri itu bisa menjadi apa saja. Ketika banyak orang yang mengatakan "santri itu cuma bisa sarungan saja" mungkin itu adalah cobaan bagi santri untuk lebih kuat dan tabah menghadapi setiap rintangan. Seperti lagunya Syaikoji "apapun mereka bilang, tekatku takkan hilang, jalanku masih panjang, garis ahir yang ku pandang".

Aku yakin santri itu bisa, bisa mengaji, bisa bertani, bisa memimpin, dan bisa jadi apa saja yang dibutuhkan dimasyarakat. Aku punya impian ketika pulang bisa mempunyai greean house hidroponik. Memang ketika masih dipondok banyak sekali godaannya, ingin cepet nikah lah, merasa bosan lah, ini lah itu lah bla bla bla. Namun seperti itu, aku jadikan warna warni hidup dipondok. Semoga semakin kuat dan istiqomah mencari ilmu.



Buat rekan seperjuangan dari Sumatera, tetaplah berjuang semaksimal mungkin. Raihlah mimpi kita. Bangunlah daerah kita setelah kembali. Dan amalkan ilmu kita untuk memajukan daerah kita.

Semangat. Salam wong kito galo.

Dari santri damailah negeri.

Tulungagung, 05 Januari 2010.

Posting Komentar untuk "SANTRI ISO DADI OPO WAE"