BURUNG BESI ARUNGI NUSANTARA (RI-001)

Oleh: Ahmad Suherdi

Foto 30 juli 2019.

Ini adalah TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Waktu itu aku datang di sini dengan rombongan kelas Pascasarjana, setelah melakukan studi banding di UIN Syarif hidayatulloh Jakarta. Sungguh jauh perjalanan dari Tulungagung ke Jakarta. Tapi terbayar dengan mampir di TMII ini.

Di tempat ini banyak sekali macam-macam kebudayaan indonesia, seperti rumah adat, patung-patung sejarah, peninggalan jaman dulu. Dan masih banyak sekali bila di sebutkan satu persatu pasti penuh tulisan ku hehe.

Ini adalah foto pesawat RI pertama. Pesawat jenis Dakota dengan nomer sayap RI-001ini  di beri nama Seulawah yang berarti gunung emas dan salah satu gunung di aceh. Pesawat ini dibeli dari uang sumbangan rakyat aceh. Pesawat Dakora DC-3 Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28,96 meter, di tenagai dua mesin Pratt dan Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam

Pesawat ini yang mengantarkan presiden dari sabang sampai merauke. Keren bukan. Mungkin memang model pesawat yang lama. Yaitu letak 2 roda di bagian sayap dan satu roda di bagian ekor, seakan-akan bagian depan nya mengangkat agak keatas, ya karna roda di bagian ekor itu kecil sekali. Bagian baling-baling nampak besar. Terlihat 3 baling-baling di setiap mesin. Berbeda dengan model pesawat presiden jaman now dengan kecanggihan teknologi yang luar biasa.

Betapa menyenangkan bagi ku melihat secara langsung replika pesawat RI-001. Walaupun replika setidaknya sekilas terbawa suasana jaman dulu. Waktu presiden Ir. Soekarno mengarungi Nusantara dengan burung besi ini. Kekompakan dan semangat rakyat bersama-sama membangun Indonesia. Maka dari itu sebagai generasi kita juga harus menjaga budaya yang telah ada sejak dulu.

Belajar dari TMII bahwa cerita sejarah ditempat itu bukan di tulis dengan tulisan melainkan dengan bentuk suatu benda yang menyimpan banyak kesan sejarah tersendiri. Mungkin seperti halnya menulis. Dengan menulis kita menciptakan cerita sejarah tersendiri yang nanti bisa di buka setiap lembar tulisan dan kita ceritakan kepada anak cucu kita di mana masa dulu ada sejarah.

Tulungagung, 05 November 2019