Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang Rasa dalam Pandangan Pertama

Ahmad Suherdi


Ini sebuah cerita tentang pertemuanku dengan seorang perempuan sholehah yang sebelumnya tidak aku kenal sama sekali. 

Dia adalah Lia sosok perempuan berhijab lulusan pondok pesantren. Awal pertemuan, aku melihat dia sedang duduk bersama teman-temannya. Aku pada saat itu juga sedang ngobrol dengan teman-temanku yang kebetulan aku dan dia di satu lokasi yang sama.

Setelah obrolanku bersama teman-teman selesai, aku memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Aku memakai sepatu di dekat dia mungkin jarak dua meter-an. Tanpa sengaja saat aku sedang memakai sepatu, aku dan dia saling menatap dalam sekejap. Spontan aku menjadi salting dan buru-buru memakai sepatu, lalu pergi dari tempat itu.

Setelah kejadian itu, aku menjadi penasaran siapakah nama dia?. Hatiku bergetar pada pandangan pertama, sehingga aku semakin penasaran dengan dia. Mungkin inilah "jatuh cinta pada pandangan pertama" pikirku pada waktu itu.

Hari-hari berlalu, aku perlahan mulai mencari informasi tentang dia. Aku bertanya kepada teman-teman dan kebetulan ada satu teman kenal dengan dia. Temanku ini ternyata satu dusun dengan dia si perempuan hijab itu.

Rasa penasaranku pun semakin tinggi, sehingga aku bertanya kepada temanku "siapakah namanya?". Temanku menjawab "namanya Lia". "Kenapa kamu mau kenalan to" kata temenku sambil tertawa kecil. 

Akhirnya temenku memberikan alamat facebook dia. Aku membuka profil facebooknya secara perlahan. Saat melihat aktivitasnya di pondok pesantren, aku jadi yakin bahwa dia adalah mbak pondok. Jujur hatiku sangat senang pada kala itu, karena dia sosok perempuan sholihah. 

Aku akhirnya memberanikan diri untuk nulis pesan di akun facebooknya. "Assalamu'alaikum" tulisku di pesan akunya. Beberapa menit kemudian "waalaikumussalam" jawabnya melalui tulisan pesan. 

"Maaf mbak, kamu apa yang duduk di tempat itu"? Tanyaku. "Iya, kok kamu tau" jawab dia beberapa menit kemudian. "Aku yang tadi pakai sepatu di dekat mbak dan tidak sengaja menatap mbak" jawabku sambil malu-malu.

Obrolan kita semakin akrab dan aku minta nomer WhatsApp. Dan alhamdulillah dia membagikan nomer w.a nya. Akhinya kami melanjutkan obrolan melalui w.a dengan sangat asiknya.

Obrolan kita membahas tentang dunia kampus. Saya penasaran dengan sistem pembelajaran di kampusnya dan sebaliknya dengan dia juga penasaran dengan kampusku. Sampai pada akhirnya kita menjadi akrab berawal dari saling menatap dalam sekejap itu. 


Dan ceritapun bersambung..... 




Makarty Mulya, 28 September 2022

3 komentar untuk "Tentang Rasa dalam Pandangan Pertama"