Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyambut Pagi Dengan Senyuman

Ahmad Suherdi


Di sini, mereka menyambut pagi hari dengan senyuman manis. Ini bukan tentang teh anget manis, kopi manis atau semacamnya, melainkan senyuman manis sebagai rasa syukur masih diberikan nikmat sehat untuk menyambut hari. Sebab dengan diberikan nikmat sehat oleh Allah, maka kita bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Misalnya saja pergi ke sawah, berangkat kerja, mengikuti pengajian dan masih banyak hal positif lainnya.

Selama masa karantina, orang - orang disini menjalani aktivitas pada umumnya. Misalnya saja, berolah raga, beribadah, makan dan minum dan lainnya sebagainya. Hanya saja, aktivitas tersebut terbatas rambu - rambu yang diberlakukan para petugas penjaga tempat karantina ini. Hanya sabar dan terus bersabar menunggu panggilan dari petugas untuk bisa pulang ke rumah dan segera berkumpul bersama keluarga.

Di tempat ini, para pasien covid-19 harus menjalani masa karantina selama kurang lebih empat belas hari. Durasi waktu tersebut dihitung ketika para pasien sudah memasuki gedung karantina. Selama masa karantina tersebut, para pasien menjalani cek kesehatan setiap hari kira - kira setiap pukul 10 pagi. 

Para petugas medis selalu siap siaga dengan menggunakan baju APD (Alat Pelindung Diri) lengkap sesuai dengan standar yang telah ditentukan pemerintah. Setiap pasien menjalani tes seperti tensi darah, ditanya tentang keluhannya apa dan lain sebagainya. Kebanyakan sih yang masih menjadi kendala ada tensi darah naik. Hal semacam ini mungkin saja bisa terjadi karena susah tidur maupun ada pikiran lainnya. 

Selama disini, tensi darah naik kira - kira dalam jangka waktu satu mingguan. Setelah menjalani masa itu, tensi darah berangsur turun dan mendekati titik normal. Mungkin ya awal mula masih kepikiran dengan adanya virus corona di dalam tubuh. Hal itu wajar sih mengingat covid-19 merupakan sejenis penyakit yang sudah menginfeksi jutaan orang diseluruh penjuru negeri. Obatnya cuma satu yaitu meningkatkan imunitas di dalam tubuh penderita.

Salah satu hal untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah membangkitkan rasa bahagia pada diri. Dikutip dari situs website sehatq.com bahwa untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah hindari stres. Iya, stres yang berkepanjangan akan mengakibatkan ketidakseimbangan sel imun di dalam tubuh. Alhasil badan akan mudah sakit dan lama - lama semakin lemah dan melemah. Bila itu dibiarkan, maka akan berakibat sakitnya tambah parah dan tidak sembuh - sembuh.

Oleh karena itu, para pasien di karantina ini diperbolehkan untuk menjalankan aktivitas di halaman luar gedung yang sudah berikan batas. Batas tersebut tidak boleh dilewati oleh pasien karena akan sangat membahayakan orang - orang yang tidak terinfeksi. Hal ini juga selalu diawasi oleh petugas jaga untuk antisipasi ketidaktahuan aturan bagi pasien yang baru datang.

Aktivitas yang sering dijalankan bagi para pasien adalah berolahraga. Sebab dengan olahraga akan membangkitkan imunitas di dalam tubuh seseorang. Selain itu, para pasien juga diizinkan saling mengobrol satu sama lainnya. Hal semacam ini juga dapat meningkatkan imunitas di dalam tubuh karena mereka saling memberikan semangat untuk bisa sembuh dan pulang.

Obrolan hangat para pasien di pagi itu merupakan pemandangan yang amat sangat indah. Para pasien tetap harus menggunakan masker ketika keluar dari kamar isolasi. Mereka biasanya saling bercerita tentang pengalaman atau hal - hal menarik lainnya. Tak jarang, mereka semuanya tertawa karena salah satu pasien bercerita suatu hal yang unik.

Berbagi tawa seperti inilah yang dapat melupakan ingatan dari virus yang saat ini bersarang di dalam tubuh. Secara tidak langsung, kebahagian pagi ini telah membangkitkan imunitas di dalam tubuh para pasien. Mereka sekarang tampak lebih sehat dan bersemangat. Dengan demikian, kondisi mereka akan segera membaik dan bisa segera pulang bertemu keluarga masing - masing.

Semoga bisa segera sembuh dan menyambut dunia. 


Tulungagung, 27 Januari 2021




Posting Komentar untuk "Menyambut Pagi Dengan Senyuman"