Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesan Dari Masa Lampau

Ahmad Suherdi


Hari itu ada seorang teman pondok yang membawa sebuah radio jadul. Radio jadul tersebut nampak kusam dan sudah lecet pada bagian bodinya. Mungkin, memang sudah sangat lama sekali semenjak radio itu dibelinya.

Radio jadul itu ternyata tidak bisa menyala alias mati total. Hal ini mungkin penyebabnya adalah adanya kabel koneksi power yang terputus ataupun kurang kabel lainnya. Memang sudah faktor usia juga sih, namun siapa ya orang yang memakai radio jadul seperti itu di era zaman modern ini?Kan, sekarang dengan handphone sudah terdapat fitur lengkap, seperti radio maupun musik mp3. Entahlah, setiap orang mampunyai kenangan tersendiri terhadap suatu hal.

Melihat radio jadul tersebut, tiba-tiba saja saya langsung teringat kakek saya (almarhum). Pada masanya dulu, kakek saya memiliki radio semacam itu. Baterai untuk dayanya berbentuk seperti tabung dan ukurannya besar. Tipe baterainya  A B C. Memang baterai merek itu tetap eksis mulai dari zaman dahulu sampai dengan zaman sekarang. 

Saya dulu sering bermain dengan radio milik kakek. Biasanya saya memutar tuas berbentuk lingkaran untuk mencari-cari frekuensi saluran hiburan. Kemudian saya memanjangkan antena kecil yang terletak pada bagian atas bodi. Fungsinya sebagai penguat signyal agar suara frekuensinya jernih dan tidak mengalami kendala.

Sekali lagi saya kembali bernostalgia setelah melihat radio jadul ini. Dulu sang kakek sangat senang sekali mendengarkan radio. Hal ini ia lakukan untuk mendengarkan berita atau hanya sekedar mencari hiburan saja. Beliau memang salah satu orang yang pertama membabat alas Sumatera pada saat adanya program transmigasi. Beliau asalnya dari pulau Jawa.

Banyak sekali pengalaman beliau yang belum saya ketahui semuanya. Memang, mungkin pengalaman beliau sangatlah penuh perjuangan yang tidak mudah, maka dari itu, cucunya selalu diberikan cerita yang senang-senang saja. Tujuannya agar sang cucu tidak memikirkan terlalu berat bagaimana berjuang awal  membuka kehidupan di tanah Sumatera.

Pesan dari masa lampau memang memberikan banyak sekali kandungan hikmah. Karena dari perjuangan kakek lah kami para keturunannya bisa menikmati hasilnya. Iya, hasil kebun kelapa sawit dan karet dari hasil usaha pembabatan kakek sekarang bisa dinikmati oleh anak-anaknya. Sekali lagi beliau berpesan untuk menjaga kebun ini, jangan sampai dijual. 

Kakek saya sadar dan paham bahwa nanti pada masa yang akan datang harga tanah semakin mahal dan kebutuhan ekonomi semakin naik. Mungkin bagi saya, tidak mampu membayangkan bagaimana dulu membabat hutan yang masih belantara. Penuh perjuangan, bahkan berdakwah agama juga sangat sulit pada masa itu. 

Banyangkan saja, dulu tidak ada listrik, tv, handphone, internet dan semacamnya. Bagaimana bisa mereka hidup dengan kebahagiaan tanpa fasilitas itu? Tentunya mereka bahagia karena sifat kebersamaan mereka dalam menjalani kehidupan. Dan kini pesan dari masa lampau sampai di masa sekarang. Isi pesan tersebut seolah mengingatkan kita agar tetap menghargai perjuangan orang pada masa dulu saat memperjuangankan Indonesia. Dan radio jadul itu adalah saksi bisu bentuk perjuangan mereka.



Tulungangung, 06 10 2020.

2 komentar untuk "Pesan Dari Masa Lampau"