Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sepenggal Kisah Di Ujung Senja

Ahmad Suherdi

Shot By Canon 

Sore itu entah kenapa saya ingin sekali memotret sesuatu. Alhasil sore itu saya mengambil kamera jadul saya dan langsung menuju lokasi jalur rell kereta api di belakang kampus IAIN Tulungagung. Entah apa yang ingin saya potret pada sore itu. Jadinya saya bawa saja kalung piagam kelulusan untuk saya jadikan objek foto. Maklum masih amatiran sih tapi hasilnya masih lumayan oke kok. Hehehehe.

Senja sore itu mengingatkan saya akan indahnya belajar di kampus. Tempat lokasi motret saya di belakang gedung stasiun. Kenapa dinamakan gedung stasiun ya??? Apa mungkin memang lokasinya dekat dengan jalur kereta api ya??? Hehehehe. Entah apapun namanya, secara pasti gedung tersebut pernah menjadi saksi bisu tentang saya dan teman-teman belajar ilmu.

Ada hal yang berbeda dari kondisi kampus sekarang. Hawanya sepi, senyap dan tanpa ada banyak aktivitas mahasiswa. Iya, memang semua pembelajaran antara dosen dan mahasiswa dilakukan secara online. Jadi kondisi kampus sekarang tidak seperti dulu yang banyak berlalu lalang mahasiswa, suara canda tawa mereka dan senyum mereka untuk semangat belajar.

Kemudian, senja sore itu kembali mengingatkan saya saat kuliah dengan dosen sampai jam malam. Iya, jam pembelajaran memang tidak setiap hari sama. Waktunya tergantung dari kelonggaran dosen itu sendiri. Karena saking banyaknya mendobel-dobel kelas mengajar, maka mengharuskan mahasiswa menyesuaikan kelonggaran waktu dosen. Tapi, nikmati saja.

Senja sore itu juga mengingatkan kembali ingatan saya akan sosok teman-teman satu kelas dulu. Iya, di gedung stasiun itulah kami berlomba-lomba dalam mencari ilmu. Tak jarang terkadang ada perselisihan argumen saat presentasi makalah. Itu, hal yang wajar karena setiap orang mempunyai pemikirannya sendiri. Namun, setelah keluar dari forum diskusi makalah, kami bersikap seperti biasa lagi. Kambali tertawa bersama, ngopi bersama dan semangat belajar bersama.

Senja di sore itu juga mengingatkan kembali ingatan saya akan sosok sahabat semasa MTs. Dulu dia selalu mampir ke rumah saya setiap sorenya. Tujuannya adalah mengajak saya ke masjid untuk mengaji bersama-sama. Sungguh dia adalah seorang sahabat dalam kebaikan. Dia selalu istiqomah mengajak saja mengaji setelah magrib di masjid, sampai tidak terduga tiba-tiba saja ajal menjemput dia. Semoga amal kabaikannya diterima oleh Allah. Memang kematian seseorang tidak ada yang tau kapan pasti terjadinya. Namun, sebagai manusia harus berusaha untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan senantiasa membantu sesama makhluk.

Banyak sekali cerita tentang senja pada kala dulu. Namun akan ada banyak cerita-cerita baru untuk senja saat ini dan masa-masa yang akan datang. Semoga senja tetap menampakkan keindahannya.


Tulungagung, 30 September 2020.

6 komentar untuk "Sepenggal Kisah Di Ujung Senja"

  1. Memori indah penuh makna kenangan kehidupan

    BalasHapus
  2. Inggih hanya mencatat biar tidak lupa

    BalasHapus
  3. Tentang Senja.
    Selalu menyimpan sejuta kenangan yg sulit untuk dilupakan begitu saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang banyak sekali kenangan namun tak semua dapat di tulis hanya menjadi memori di dalam hati

      Hapus