Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nostalgia Enam Tahun Silam

Ahmad Suherdi


Kembali pada masa itu. Masa di mana saya dan teman-teman masih memakai seragam putih abu-abu. Sebuah tempat terindah pada masa itu. Iya, di tempat itu saya dan teman-teman mengembangkan bakat pada diri kami. Tepatnya di SMA 2 Mesuji Oki Palembang.

Kejadian masa lalu adalah sebuah kejadian yang dapat menjadi pelajaran di masa depan. Saya masih menyimpan dokumentasi perpisahan kelulusan SMA tahun 2014. Waktu itu saya dan teman-teman tampil di panggung acara perpisahan. Zaman dulu saya dan teman-teman membentuk sebuah band. Celciuz band namanya. Sebuah band yang dibentuk sejak awal masuk sekolah.

Pada awal masuk sekolah, saya masih belum mengenal banyak teman dari lulusan SMP. Waktu itu, saya lulusan MTs. Tepat tahun 2011, saya mendaftar sekolah SMA di desa saya. Jarak tempuh sekitar 2km dari rumah. Saya menggunakan sepeda motor untuk berangkat sekolah.

Perlahan, saya mengenal banyak teman. Teman sebangku pertama adalah Bayu. Bayu adalah anak yang cerdas dan punya daya kreatifitas menggambar. Jarak rumah dia dengan sekolah sekitar 9km. Dia berangkat dengan menggunakan sepeda motor pagi-pagi sekali.

Semasa SMA, saya memang menyukai musik. Saya lebih sering bermain gitar ketika sendirian. Lantunan melodi seakan memberikan suasana tersendiri bagi saya. Lagu-lagu khas band-band ternama sering saya mainkan dengan teman-teman. Jaman dulu yang paling populer adalah D'Paspor band, D'bagindas band, Kangen band dan lainnya.

Waktu kenaikan kelas telah tiba. Menjelang acara kelulusan kakak kelas tiga, saya dan teman-teman membuat grub band. Setiap ada acara lulusan, pasti perkelas saling berlomba menampilkan grub band masing-masing. Dari situ awalmula saya dan teman-teman membuat grub band ala kami sendiri.

Awalmula grub band kami berjumlah lima anak. Aku (Gitaris), Oki Novian (Gitaris), Maksum (Bass), Tatak (Vokalis) dan Dadang (Drum). Saya masih teringat lagu pertama tampil diacara kelulusan adalah D'Paspor "rinduku" dan Taksu band "aku mencintaimu". Memang agak sedikit alay pada zaman itu. Lagu-lagu sedih, galau sering kami mainkan disaat latian ngeband. Maklum masa dulu memang masa di mana kami masih mencari jati diri kami.

Selain ngeband, hobi saya dan teman-teman adalah bermain badminton. Kami juga membentuk grub badminton sendiri. Setiap malam, kami berlatih di lapangan badminton samping rumah nenek teman saya. Mbah Kaitem namanya. Lapangan tanah bergaris belahan bambu menjadi tempat berlatih kami sehari-hari. Tiang jaring net pun dengan menggunakan kayu seadanya. Sungguh masa itu sangat menyenangkan dan menyehatkan.

Tiga tahun telah berlalu. Waktu begitu sangat cepat berlalu. Saya dan teman-teman telah menuju acara kelulusan. Hari itu, perasaan senang dan sedih menjadi satu. Rasa senang adalah sudah dinyatakan lulus serta rasa sedih, ketika saya dan teman-teman harus berpisah. Entah, setelah berpisah akan tetap berkomunikasi atau tidak. Intinya berpisah itu menyedihkan.

Tepat 4 Agustus 2020, saya menemukan rekaman terakhir saya ngeband dengan teman-teman di dalam disk laptop saya. Rekaman tersebut sebelumnya tidak bisa terbuka. Kemudian saya mendownload aplikasi pemutar video yang baru. Kemudian saya menconvert di aplikasi filmora. Alhasil video tersebut bisa dibuka dan diputar.

Saya melihat satu persatu rekaman yang ada. Terlihat wajah teman-teman yang polos-polos pada masa itu. HP Android belum sepopuler sekarang. Dokumentasi kamera bawaan hp Nokia tipe symbian menjadi dokumentasi kami pada masa itu. Dan benar saja, setiap potretan foto kami bergaya polos sekali. Hehehe. Sampai saya tertawa melihatnya.

Rekaman yang sempat hilang tersebut akhirnya bisa di buka. Kenangan masa enam tahun silam telah nampak. Terasa airmata ingin menetes melihat keceriaan kami pada masa itu. Kembali saya bernostalgia dengan rekaman video acara perpisahan tersebut. Segera saya membagikan rekaman tersebut kepada teman-teman. Mereka nampak senang dan tertawa-tawa. Seketika kami bernostalgia bersama.

Teman-teman, jagalah diri kalian. Jangan lupakan sejarah kita bersama pada masa dulu. Sekarang kita mempunyai jalan masing-masing. Kita sudah punya jati diri masing-masing. Doa saya, semoga kita diberikan keselamatan dan kesehatan selalu oleh Allah. Kesuksesan dari cita-cita dulu harus kita wujudkan di masa sekarang.

Semangat sahabatku. Kalian luar biasa.


Tulungagung, 04 Agustus 2020.

Posting Komentar untuk "Nostalgia Enam Tahun Silam"