Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bertemu Sahabat

Ahmad Suherdi


Malam semakin larut. Obrolan hangat kami seakan menghilangkan hawa dingin yang berusaha merasuki pori-pori kulit kami. Secangkit kopi dan sebatang rokok lintingan menjadi hiasan di dalam sela-sela obrolan kami. Bertiga saling bernostalgia pada masa itu.

Malam itu saya mempunyai keinginan untuk bersilahturahmi di rumah teman lama saya "Ali Muhsin" yang biasa dipanggil bang Ali pada saat masih kuliah di s1 kala itu. Keinginan untuk bertemu tersebut muncul saat saya teringat masa-masa berpetualan dengan dia. Sudah lama sekali, setelah dimulai KKN 2017, saya sudah jarang sekali bertemu dengan dia.

Awalnya saya berencana mengantar peralatan tulis adik di pondok pesantren Ngunut. Waktu sudah menunjukkan pukul 21:30. Bergegas saya menghidupkan motor jadul saya dan berangkat ke Ngunut ditemani kang Farij "teman satu kamar di pondok". 

Rumah bang Ali juga satu arah menuju pondok Ngunut. Setelah peralatan tulis saya berikan kepada adik saya, kemudian saya dan kang Farij langsung menuju rumah bang Ali. Waktu telah menunjukkan pukul 22:00. Agak merasa kurang enak saja bertamu tengah malam. Namun, bang Ali orangnya sangat santai dan mau menunggu kedatangan kami hingga larut malam.

Sudah lama sekali, mungkin  sudah tiga tahunan tidak bertemu. Dia tetap sama seperti dulu, dengan logat yang santai dan guyonan khas nya bang Ali. Telapak tangan saya menjabat erat telapak tangannya dan mengucapkan salam kepadanya. Rasa rindu akan terobati dikala bertemu dengan seseorang yang telah lama tidak bertemu.

Obrolan kami begitu hangat dengan ditambahkan secangkir kopi dan rokok lintingan milik kang Farij. Saya, bang Ali dan kang Farij adalah teman satu kelas semasa kuliah s1. Di dalam kelas bang Ali sangat aktif berdiskusi saat presentasi makalah. Bahkan, dia seperti penasehat di dalam kelas kami. Pembawaan yang santai menjadikan pemikiran dia mudah dipahami disaat melakukan diskusi presentasi makalah.

Kupluk rajut yang dibeli saat acara khotmil Qur'an dirumah Ayen "temen sekelas" masih dia pakai. Kembali lagi bernostalgia dengan sebuah kupluk rajut yang dia pakai. Seakan kami merasakan kembali masa 4 tahun yang lalu. 

Masa s1 dulu, kami sering mengadakan agenda tahunan berziarah ke makam mbah wali Sunan Ampel yang berada di Surabaya. Biasanya agenda tersebut diadakan setelah kami selesai melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) di kampus. Moment berkumpul seperti ini sangatlah berharga bagi kami dalam mempererat tali persaudaan. Walaupun kami sering berdebat saat diskusi di dalam kelas, akan tetapi, kami menjadi akrab lagi setelah acara diskusi tersebut selesai. Intinya kami bisa menempatkan sifat profesional dalam belajar dan berteman.

Sebatang rokok perlahan habis. Kopi hitam manis perlahan juga mulai menyusut. Kami menyeruput kopi dan menghisap rokok lintingan di sela-sela obrolan kami. Kami menceritakan kembali pengalaman masa lampau saat masih berkumpul bersama. Setelah itu, kami membahas tentang wacana kedepan bagaimana. Pernah suatu ketika, dulu kami mengadakan sebuah janji disalah satu ruangan gedung Arif Mustaqim IAIN Tulungagung. Janji tersebut berisi sebuah wacana untuk menjadi sukses 5 tahun kedepan. Janji tersebut kira" masih berjalan 3 tahun hingga saat ini dan kita lihat saja 2 tahun berikutnya. Waktu itu kami sudah dipenghujung semester akhir di s1. Janji hanyalah sebuah penyemangat. Sukses tidaknya adalah kehendak Allah. Kita hanya bisa berusaha dan tawakal. 

Hembusan angin semakin kencang dan kopipun sudah habis. Saya melirik jam dindingnya menunjukkan pukul 00:30. Tidak terasa waktu berlalu. Obrolan hangat tersebut memberikan pengetahuan wawasan dan nostalgia bagi kami. Saya segera berpamitan dengan bang Ali untuk segera pulang di pondok. Saya menjabat erat tangannya dan menepuk pundaknya. Obrolan singkat malam itu memberikan energi baru untuk kami mewujudkan cita-cita dari masa lalu kami. Semoga kita menjadi sukses dimasa depan nanti. Aaamiiin.


Tulungagung, 02 Agustus 2020.

2 komentar untuk "Bertemu Sahabat "