Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ngopi (Ngobrol Pintar) dengan Para Sesepuh

Ahmad Suherdi


Malam ini adalah malam terahir saya di desa makarti mulya. Sebelum berangkat ke Jawa mengantar adik-adik mondok, saya pamitan dengan sedulur-sedulur saya. Adik-adik juga ikut berpamitan.

Pada saat saya berpamitan, saya menyempatkan diri untuk mengobrol dengan para sedulur. Banyak sekali hal yang disampaikan oleh mereka. Mereka berharap bahwa anak-anak yang sekolah di luar daerah bisa menjadi sukses dan membawa manfaat ketika kembali ke daerah masing-masing. Itu adalah sebuah dukungan bagi kami untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh.

Adik saya berencana mondok disalah satu pondok pesantren yang berada di Tulungagung Jawa Timur. Harapan masyarakat adalah agar para generasi muda dapat belajar mengaji dan siap untuk mengamalkan ilmunya di lingkungan masyarakat. Semoga dapat belajar agama dengan baik. Aaamiiin.

Hawa dingin terasa merasuki pori-pori kulit saya. Malam sudah sangat larut disertai dengan hawa ngantuk yang sangat memaksa saya untuk tetap terjaga. Obrolan malam itu sangatlah luar biasa. Saya mendapatkan banyak pengetahuan ilmu dari pengalaman para sesepuh pada masa mudanya dulu. Semangat muda dulu masih tetap membara hingga usia sudah tua tetap bersemangat.

Mbah Ma'ruf adalah sesepuh di desa makarti mulya. Malam itu beliau menyuruh saya untuk silahturahim di rumah beliau. Obrolan panjang malam itu membuat mata yang mengantuk ini untuk tetap terjaga mendengarkan cerita masa muda beliau. Sungguh cerita beliau memberikan inspirasi pada diri saya untuk bersemangat lagi sebagai pamuda.

Beliau juga menceritakan bagaimana awalmula transmigrasi ke pulau Sumatera. Beliau rela meninggalkan keluarga untuk mencari pengalaman baru. Beliau bersama mbah saya "alm. Mbah Imam Suhadi" adalah sahabat dekat saat masih di pulau Jawa Timur khususnya daerah Ngawi. Mereka berencana untuk merantau di Sumatera agar mendapat pengalaman baru. Bisa dikatakan umur mbah Ma'ruf sekarang sudah 90 tahunan. Teman-teman seumuran beliau kebanyakan sudah meninggal dunia. Alhamdulillah beliau diberi kesehatan jiwa dan raga sampai saat ini. Semoga sehat selalu mbah.

Awal mula membuka lahan di Sumatera sungguh sangat membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Dalam aspek agama juga masih banyak yang belum tahu banyak tentang dasar-dasar agama dimasyarakat trasmigrasi pada masa itu. Mungkin karena mereka hanya tau bekerja dan bekerja. Perlahan namun pasti mbah Ma'ruf dan rekan-rekan seperjuangan berjuang untuk bisa membuka kehidupan baru di tanah Sumatera dan juga perlahan mengenalkan sedikit pengetahuan ilmu agama kepada masyarakat yang belum mengetahui dasar-dasar agama.

Dari alur cerita yang dibawakan beliau, saya mencoba merasakan bagaimana keadaan masa dulu. Memang masa sekarang semua fasilitas sudah ada dan bahkan lengkap. Listrik pada kala itu masih belum ada. Kegembiraan menyambut padang bulan "bulan purnama" adalah kenikmatan yang luar biasa bagi masyarakat dahulu. Pelataran rumah sangat lebar dan luas, sehingga pada saat padang bulan banyak anak-anak dan para masyarakat yang menikmati indahnya sinar rembulan di depan rumah mereka. Makanan sederhana seperti singkong bakar, jagung bakar adalah makanan cemilan menikmati indahnya sinar rembulan. Saat berkumpul dibawah sinar rembulan, mengobrol bersama-sama hingga tertawa bersama-sama adalah hiburan yang luar biasa. Berbada dengan zaman sekarang yang hanya fokus pada gadget masing-masing saat berkumpul bersama. Zaman memang berubah, tugas kita hanya mengatur bagaimana perubahan zaman tidak menghilangkan keakraban dalam bersosial masyarakat.

Alur cerita beliau sungguh luar biasa, sehingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul setengah satu malam. Banyak sekali poin-poin motivasi dari cerita para sesepuh pada masa dulu. Sebagai anak muda, saya harus lebih semangat lagi untuk belajar dan mengajarkan ilmu di dalam lingkungan masyarakat agar pengetahuan akan manfaat ilmu bisa dipahami dibanyak kalangan masyarakat.

Mungkin waktu saya sedikit untuk berdikusi dengan para masyarakat, namun dari sedikit waktu tersebut banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan untuk semakin bersemangat belajar. Semoga generasi muda sekarang bisa meniru semangat berjuang para sesepuh dahulu. Berjuang pada masa sekarang adalah berjuang untuk semangat belajar dan mengajarkan ilmu setelah mendapatkannya.


Tulungagung, 15 Juli 2020

Posting Komentar untuk "Ngopi (Ngobrol Pintar) dengan Para Sesepuh"