Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Dari Negeri Dongeng

Ahmad Suherdi


Salah satu tempat wisata yang unik adalah negeri dongeng yang berada di kecamatan Ponggok kota Blitar. Tempat ini lumayan luas dan banyak sekali spot foto yang bagus. Tentu kalian akan dimanjakan dengan keindahan yang ada di negeri dongeng ini.

Hari itu saya dan teman-teman mengikuti acara tabarok akbar yang diadakan di Lembaga Pendidikan Pendidik Al-Qur'an (LPPQ) Kota Blitar. Acara dimulai dipagi hari sekitar pukul 07:00. Saya dan teman saya "kang Sabik" berangkat bersama-sama dari Tulungagung. Perjalanan lumayan jauh dengan menempuh sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan motor jadulku.

Setelah sampai di area pondoknya, saya dan kang Sabik langsung menuju ke halaman pondok. Ternyata saya dan kang Sabik sedikit datang terlambat. Para jamaah sudah banyak berkumpul di halaman pondok. Saya mencari tempat yang telah disediakan di luar area halaman pondok. Saya dan kang Sabik langsung mengeluarkan buku tabarok yang berisi surat Yasin, Tabarok, Ad-Dzukhon, Al-Waqi'ah, Ar-Rahman. Saya mengikuti jamaah yang membaca surat-surat tersebut. Pembacaan qiro'at sab'ah juga dilantunkan oleh para santri putri pondok pesantren Bustanul Muta'alimat. Suara mereka sangat merdu. Saya dan kang Sabik tidak bisa melihat prosesi yang berada di halaman pondok, dikarenakan kedatangan saya dan kang Sabik kurang pagi. Tapi tak apalah yang terpenting adalah bisa mengikuti acara rutinan tahunan ini.

Selesai acara pengajiannya, saya dan kang Sabik berencana untuk mengunjungi sebuah tempat wisata yang berada di kota Blitar. Wisata *Negeri Dongeng* namanya. Arah pulang saya dan kang Sabik ternyata melewati tempat wisata tersebut. Saya dan kang Sabik kemudian mampir di tempat wisata tersebut.

Setelah motor saya parkirkan, kemudian saya dan kang Sabik menuju ke area loket tiket masuk lokasi. Harga tiketnya hanya 10 ribu saja. Harga yang sangat murah untuk liburan bersama teman dan keluarga. 

Tiketpun sudah terbeli dan kamipun menuju gerbang masuk area. Tiket saya tunjukkan kepada petugas penjaga pintu gerbang dan kemudian tiket ditandai dengan dilubagi pada bagian tengah tiket. Saya dan kang Sabik langsung memasuki area. Pada jalan masuknya terdapat banyak sekali poho-pohon blimbing yang sangat rindang. Buahnya banyak juga daunnya sangat lebat. Beberapa tukang sapu terlihat sedang membersihkan daun-daun yang berguguran.

Beberapa saat kemudian nampaklah pemandangan yang begitu indah. Ada banyak sekali miniatur dari tujuh keajaiban dunia. Saya dan kang Sabik terkagum melihat keindahan tersebut. Sungguh Allah telah memberikan nikmatnya untuk selalu bersyukur. Nampak arah mata kang Sabik ingin segera mendekati miniatur tersebut. Kamera dan tripot segera aku siapkan. Kami berdua mengabadikan setiap miniatur yang ada.

Saya dan kang Sabik berfoto diminiatur monas. Memang monas yang asli atasnya terdapat emas, namun pada miniatur ini hanya dicat warna kuning. Adalagi miniatur candi borobudur, minatur menara eiffel, minatur piramida, minatur menara colosius, miniatur kincir angin, miniatur menara pisa dan masih banyak lagi. Semua sangat bagus untuk dijadikan sebagai spot foto. Tak mau melewatkan momen ini, saya dan kang Sabik langsung selfi-selfi bersama.

Menjelajahi area wahana miniatur keajaiban dunia telah dirasa puas. Kemudian saya dan kang Sabik berjalan ke lokasi yang lain. Di salah satu lokasi terdapat sebuah spot foto yang juga unik. Spot foto tersebut dibuat mirip dengan sebuah ruangan yang didesain terbaik. Jadi ketika kita foto di tempat itu, hasilnya seolah kita berdiri dibagian atap dan lantai berada di atas kepala kita. Saya dan kang Sabik tidak bisa masuk di area tersebut, karena harus membeli tiket lagi. Waktu itu uang kami juga sangat menipis, jadi kami pikirkan untuk dibawa jaga-jaga saat perjalanan pulang.

Saya dan kang Sabik melanjutkan lagi menuju lokasi yang lain. Saya melihat sebuah wahana sepeda berjalan di atas tali. Jadi sepeda itu didesain agar bisa berjalan di tali. Pengamanan juga sangat terjamin. Kalau kalian pernah melihat wahana flaying fox, seperti itulah pengaman talinya. Saat kalian ingin mencoba wahana-wahana yang lain, maka kalian akan dikenakan biaya tambahan lagi. Tiket seharga 10 ribu adalah tiket untuk kita bebas foto di area miniatur 7 keajaiban dunia. Dijamin sangat seru sekali.

Cerita ini adalah pengalaman dengan almarhum kang Sabik. Dia adalah patner saya belajar di LPPQ Thoriqoty kepatihan Tulungagung. Banyak sekali pengalaman yang saya lalui bersama beliau. Hanya doa terbaik semoga Allah menempatkan beliau di surga yang indah. Aaamiiin yaa Robbal'alamin.

Palembang, 02 Juli 2020.

1 komentar untuk "Cerita Dari Negeri Dongeng"