Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Curhatan Mahasiswa Semester Ahir di Tengah Pandemi

Ahmad Suherdi


Sahabat. Sebagai seorang mahasiswa tentu penuh banyak tugas. Membuat makalah, jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain. Kesibukan tersebut haruslah kita atur jadwal waktunya agar tidak menjadi terlunta-lunta dalam mengerjakan.

Saya memasuki tahap ahir dari perkuliahan. Syarat kelulusan dari seorang mahasiswa s2 adalah membuat penelitian ilmiah "tesis". Pengerjaan tesis tidaklah dilakukan sendiri, melainkan dengan dosen pembimbing juga. Terdapat 2 dosen dalam penelitian tesis ini.

Awalnya saya dan teman-teman s2 lainnya mengajukan judul penelitian kepada kaprodi (kepala jurusan) dimasing-masing jurusan. Setelah judul saya diacc keprodi selanjutnya saya menyusun proposal tesis. Saya mengambil penelitian multisitus di sekolah alam yang berada di Blitar dan Tulungagung. Saya mengambil penelitian pembelajaran berbasis alam karena hal itu sangatlah unik untuk diteliti.

Saya melakulan observasi beberapa kali di lembaga sekolah alam tersebut. Saya terkesan dengan sekolah berbasis alam ini. Anak-anak serasa tanpa tekanan dalam belajar. Mereka bebas berekspresi di lingkungan alam dengan dibimbing oleh para guru.

Tanpa terduga dan secara tiba-tiba muncul pandemi virus corona. Saya waktu itu terpaksa pulang ke Palembang karena permintaan orang tua. Lanjutan penelitian saya menjadi tertunda. Seharusnya bulan April sudah selesai tesis, ternyata tidak sesuai dengan rencana. Saya terus menunggu keputusan dari kampus terkait penelitian tesis ini. Begitupula teman-teman juga banyak yang tertunda penelitiannya.

Lama menunggu kabar, kemudian kampus mengabari kami untuk melakukan penelitian secara online. Saya waktu itu sempat bingung. Penelitian saya adalah tentang pembelajaran di alam, bagaimana saya bisa mengetahui perkembangan anak dalam belajar di alam kalau tidak terjun langsung di lapangan. Ternyata semua sekolahan diliburkan. Para siswa berganti dengan belajar di rumah secara online. Bingung bukan main saya pada waktu itu.

Dosen pembimbing saya kemudian menyarankan saya untuk membuat grub bimbingan dengan beliau. Saya pertama kali bimbingan melalui video call dengan teman saya "mba Tata". Banyak terkendala jaringan saat melakukan bimbingan online. Jaringan kurang stabil menjadikan video dan suara terpotong-potong. Maklum pada waktu itu saya pulang di desa.

Memasuki ujian proposal tesis yang sempat tertunda ternyata dilakukan secara online pada 19 April 2020. Saya mendapatkan urutan jadwal ujian yang pertama. Pukul 08:00 pagi saya bersiap di depan layar hp sambil menunggu link dibagikan diaplikasi vmeet. Setelah tersambung ternyata kendala lainpun datang. Beberapa dosen tidak bisa terkoneksi masuk link tersebut. Saya menunggu lama sampai setengah jam. Setelah semua dosen masuk link ternyata suara beliau-beliau terkadang tidak begitu jelas terdengar. Suara seperti terpotong-potong entah jaringan saya mungkin yang tidak stabil. Sekali lagi ujian proposal kali ini sangat kurang greget bagi saya.

Memasuki tahap tesis. Saya mendapatkan dosen pembimbing yang kedua. Dosen tersebut pernah mengajar di kelas saya. Lagi-lagi saya harus bimbingan via online. Kali ini bimbingan terasa lancar karena dilakukan dimalam hari bada isya. Dosen hanya memberikan motivasi untuk lanjut penelitian online. Dosen kedua saya tidak begitu membaca hasil proposal saya. Hanya saja saya menjelaskan isi singkat proposal dan kemudian dosbing saya memberi sedikit masukan tentang proposal tesis saya. 

Saya curhat dengan teman saya satu angkatan. Kami melakukan video call bersama. Ternyata tidak hanya saya, melainkan mereka juga merasa kurang greget dalam bimbingan. Ada pula teman yang kurang direspon oleh pembimbingnya. Mungkin para dosen juga mempunyai kesibukan lebih karena semua serba online, akan tetapi kami juga perlu bimbingan untuk menyelesaikan tesis ini.

Saya kemudian menghubungi pihak sekolah dan alhamdulillah saya di perbolehkan melakukan penelitian via online. Whatsapp, facebook, youtube adalah sarana saya mendapatkan data. Walau terkesan kurang efektif, namun saya berusaha mendapatkan data. Teman saya ada juga yang tidak bisa sama sekali melakukan penelitian secara online karena lembaga yang di tuju sedang repot menyusun nilai rapot dan menyusun jadwal ujian kenaikan kelas "UKK" secara online. Adapula teman yang penelitian di lapas dan ternyata tidak bisa penelitian. Adalagi yang penelitian di pondok besar, namun belum bisa karena pondok belum ada jadwal masuk. Semua jadi bingung, kacau, semruwet dan mobaallll. 

Hari mendekati ujian tesis. Data saya sangat kurang. Guru yang saya hubungi juga masih repot menyusun nilai rapot siswa. Saya hanya bisa menunggu waktu longgar para guru. Semakin lama menunggu, semakin dekat pula hari ujian. Saya harus bisa ujian tepat waktu karena kalau tidak ujian bulan juni dan juli, maka harus masuk semester berikutnya dan membayar UKT lagi. Saya pasrah namun tidak putus asa. Saya mencoba menyelesaikan tugas ini semampunya. Saya yakin pasti Allah memberikan kemudahan bagi hambanya yang tholabul 'ilmi.

Semoga Allah memberikan hidayah kepada bapak/ibu kesehatan serta keselamatan. Selalu doakan kami ya bapak/ibuk dosen. Jangan lelah membimbing kami untuk belajar, semoga kami bisa mengerjakan tugas ahir ini dengan baik. 


Aaaamiiin


Palembang, 11 Juni 2020

Posting Komentar untuk "Curhatan Mahasiswa Semester Ahir di Tengah Pandemi"