Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semangat Berjuang Mengerjakan TESIS Hingga Selesai

Ahmad Suherdi


Sahabat. Sebagai seorang mahasiswa semester akhir pastinya mempunyai sebuah tanggungan tugas akhir. Tugas akhir itu bisa berupa skripsi, tesis, atau disertasi. Semua itu wajib kita selesaikan, karena sebagai syarat untuk lulus dan wisuda.

Saya adalah salah satu dari ribuan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir disaat pandemi global "virus corona" sedang berlangsung. Tugas akhir saya "Tesis" harus segera diselesaikan tepat waktu. Saya harus berjuang mencari data-data lapangan melalui via online "whatsapp, facebook, atau youtube" di lembaga penelitian yang saya tuju.

Banyak sekali teman-teman seangkatan saya "termasuk saya" yang mengeluh tentang tugas akhir ini. Memang, sangat berat sekali mengerjakan tugas akhir melalui via online. Salah satu kendala saya dalam mengerjakan tugas akhir yaitu kurang mendapatkan data-data di lapangan. 

Salah satu teman curhat kepada saya. Dia sudah 5 kali ditolak penelitian di lembaga sekolah. Dia juga sudah merasa pasrah, namun saya terus menyemati dia agar tetap kuat dan pantang menyerah. Saya membantu dia mencari-cari sekolahan yang bisa diajak kerjasama untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Sungguh, masih banyak lagi curhatan-curhatan dari teman-teman yang lain. Saya hanya bisa memberikan motivasi kepada mereka dengan saya cepat menyelesaikan tesis ini. Alhamdulillah tesis bisa selesai dan kemudian saya memberikan contoh pengerjaan tesis saya secara online kepada teman-teman agar bisa dibuat patokan untuk mengerjakan. Sedikit bantuan agar tetap semangat.

Selama di rumah, saya merasa berat dalam mengerjakan tesis. Saya harus membagi waktu membantu bekerja di kebun orang tua, berinteraksi dengan masyarakat, belajar dengan anak-anak desa dan lain-lain. Namun, saya tidak mau mengeluh terus menerus. Saya berusaha mengerjakan tesis, walau terkadang rasa capek seharian beraktivitas membuntukan pikiran ini untuk menulis.

Saya sempat pasrah, namun saya ingat perjuangan orangtua mencari rezeki tanpa kenal lelah siang dan malam. Mereka mempunyai harapan besar terhadap anak-anaknya agar bisa sukses dalam belajar ilmu. Saya kemudian memaksakan rasa malas ini untuk segera mengerjakan tesis ini. Saya terus menghubungi pihak sekolah agar diberikan izin untuk melakukan penelitian secara online. Alhamdulillah guru-guru di sekolah yang saya teliti memberikan respon baik, walaupun saya harus sering menghubungi beliau-beliau untuk sekedar mengingatkan agar memberikan data-data yang saya butuhkan. Memang para guru waktu itu juga masih repot dalam menyusun nilai rapot siswa.

Dosen pembimbing saya juga memberikan support agar tesis cepat diselesaikan. Bimbingan saya lakukan melalui video call. Pernah suatu ketika dosen menghubungi saya via video call sangat pagi sekali. Waktu itu saya akan berangkat ke kebun karet, jadi saya video call dengan beliau saat saya masih memakai pakaian kebun. Beliau ternyata hanya sekedar memberikan support saya untuk menyelesaikan tesis.

Sebagai anak petani karet, tentu setiap hari harus nyadap getah karet. Saya berangkat sangat pagi sekali setelah shubuh. Saya membawa bekal makanan untuk dimakan disela-sela istirahat di kebun. Harga getah karet yang murah serta dituntut dengan biaya kuliah yang full menjadikan saya harus bekerja ekstra di kebun demi mendapatkan uang untuk bayar kuliah.

Saya bisa saja mengerjakan tesis cepat, namun persyaratan untuk daftar sidang harus membayar uang ujian dan wisuda yang menjadikan saya menunda ujian online gelombang pertama. Saya mengalah demi orangtua membiayai sekolahnya adik dulu. Saat ibuk bertanya "kapan bayar ujiannya"?, saya menjawab "ujiannya bulan depan buk". Jawaban seperti itu agar melegakan dan memberi waktu untuk mengumpulkan uang. Bukan tidak mampu membayar, akan tetapi dampak pandemi ini menjadikan usaha lain bapak terhenti. Saya mungkin yang masih beruntung bisa mendapatkan uang dari hasil kebun karet dan sawit, namun bagaimana bagi mereka yang usahanya tertutup semua..? Pasti mereka sangat kesulitan membayar biaya kuliah anaknya atau bahkan juga kesulitan untuk makan sehari-hari. Semoga Allah memberikan jalan keluar yang terbaik. Aaamiiin.

Dari tafakur saya tentang perjuangan orangtua dalam mencari rezeki, saya berusaha kuat menyelesaikan tesis ini. Tanpa malas, tanpa mengeluh, tanpa bingung saya terus menulis sesuai naluri saya. Saya termotivasi dari dosen Dr. Ngainun Naim, beliau memberikan motivasi untuk rutin menulis hal-hal sederhana di blog. Alhamdulillah dari situ saya mulai terbiasa menulis. Saya lebih mudah merangkai kata demi kata ditesis saya. Walau saya tidak rutin bimbingan dengan dosen, saya membaca banyak jurnal, penelitian terdahulu, artikel-artikel dan sedikit demi sedikit saya mulai menulis melalui panduan data-data itu. Ketika dosen pembimbing kurang ada respon, saya terus menulis. Saya teringat dawuh Dr. Ngainun Naim bahwa "teruslah menulis, masalah edit itu belakangan. Jangan menulis sambil mengedit". Dari motivasi beliau, saya terus menulis hingga tesis ini selesai dan siap diujikan. Semoga ujiannya greget.

Bagi teman-teman ayo semangat menyelesaikan tugas akhirnya. Saya termasuk mahasiswa yang banyak hambatan mengerjakan tesis. Saya di Palembang sedangkan penelitian saya di Blitar dan Kediri, namun saya tidak banyak mengeluh. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan tesis ini. Alhamdulillah selesai. Semoga teman-teman juga dapat menyelesaikan tugas akhir tepat waktu. Aaamiiin.



Palembang, 25 Juni 2020.










Posting Komentar untuk "Semangat Berjuang Mengerjakan TESIS Hingga Selesai"