Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bangun Pagi Untuk Melangkah Mencari Rezeki

Ahmad Suherdi


Sahabat, pernahkah kalian mendengar kata "rejeki dipatok ayam".? Tentu kebanyakan orang pernah mendengar kalimat ini. Kalimat ini menggambarkan bahwa kita harus bangun pagi dan segera beraktifitas dipagi hari agar mendapatkan barokah rezeki. Ayam adalah hewan yang biasa bangun lebih dulu. Ayam jago biasa berkokok dipagi hari untuk memberikan tanda bahwa ini sudah pagi. Kemudian para ayam mengajak anak-anaknya untuk mencari makan diwaktu yang sangat pagi sekali. Jadi kalau bangun siang maka bisa jadi rezeki kita di patok ayam. Hehehe

Bicara tentang "rejeki dipatok ayam" hari ini aku bangun pagi-pagi sekali. Adzan shubuh yang biasa dikumandangkan oleh lek Rubadi menjadikan alarm merdu di waktu yang paling nyenyak untuk  menarik selimut dan melanjutkan tidur. Namun aku teringat sebuah kata "bangun siang rejeki dipatok ayam".

Setelah waktu shubuh aku mempersiapkan peralatan kebunku, seperti pisau deres karet, obat nyamuk, pancing, dan motor. Tak lupa secangkir kopi harus ada untuk dinikmat bersamaan dengan nikmat Allah yang maha kuasa yang masih memberikan kehidupan setelah aku terpejam tadi malam. Alhamdulillah.

Selama di rumah aku diberi wewenang oleh bapak untuk deres pohon karet sendiri. Kita bagi tugas bapak deres di sebelah selatan aku deres karet sebelah utara. Jaraknya lumayan jauh jadi kami membawa motor sendiri-sendiri. 

Bapaklah yang mengajariku bangun pagi dan berangkat bekerja pagi setelah waktu shubuh. Hawa dingin mulai memasuki pori-pori kulitku. Tidur pagi itu mening "bagus" kata temanku di story w.a nya. Namun, tidak bagi keluargaku. Pagi sekali kami harus bangun dan bekerja. Bapak dan aku pergi ke kebun, sedangkan ibuk membuka toko sembakonya.

Pagi sekali ibuk memasak untukku bekal sarapan untuk dibawa ke kebun. Dengan wadah makanan milik adekku, dimasukkanlah nasi dan lauk sambal terong di dalamnya. Memang nampak sederhana, tapi sangat nikmat kalau makan dengan suasana perkebunan.

Aku nyalakan motor buntut semasa sd ku dulu. Diperjalanan aku merasakan ingin sekali mancing ikan. Kemudian aku mampir di rumah temanku untuk meminjam pancing dan mencari pakan cacing di tegalan samping rumahnya. Aku sampai di rumahnya dan ternyata dia baru bangun tidur dan aku teringat sebuah kata "rejeki dipatok ayam". 

Sesampainya di kebun aku langsung mengeluarkan pisau deres dan tak lupa obat nyamuk aku nyalakan karna nyamuk di kebun karet sangatlah banyak. Lagu di hp juga aku bunyikan sebagai hiburan. Sekali lagi nikmat Allah sangat luar biasa.

Aku mengores kulit pohon karet satu persatu kemudian keluarlah getah berwarna putih susu mengalir menuju wadah mangkok yang sudah didesain khusus. Aku melihat getah menetes perlahan menggambarkan bahwa kita harus berusaha dengan istiqomah untuk mendapatkan sebuah rezeki. Smoga tetesan getah menjadi barokah rezeki bagi keluargaku. Aaaamiiin.

Setelah selesai menderes karet kemudian aku mamakan bekal yang aku bawa. Setelah itu melanjutkan memancing ikan di kubangan air yang berada di tengah kebun. Kubangan tersebut tidak begitu luas hanya bekas galian pembatas antara baris pohon karet. Mungkin ikan-ikan itu terbawa arus air yang sedang naik diwaktu hujan deras hingga terjebak di kolam tersebut.

Aku mulai memancing dan umpanku langsung dilahap ikan. Sensasi tarikan ikan-ikan gabus dan betik rawa menjadi rasa bahagia tersendiri. Satu persatu ikan aku dapatkan. Aku beryukur atas nikmat Allah yang di berikan. Alhamdulillah.


Waktu telah menunjukkan jam 11 siang. Aku segera pulang dan beristirahat. Ikan hasil pancingan aku bawa pulang dan aku masak untuk dinikmati. Alhamdulillah. Dan aku hari ini yakin rezeki ku hari ini tidak dipatok ayam. Hehehe. Tetap semangat sahabatku.

Terimakasih sudah membaca.

Palembang, Makarti Mulya, 01 Juni 2020.

3 komentar untuk "Bangun Pagi Untuk Melangkah Mencari Rezeki"