Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEMANGAT MASYARAKAT BERIBADAH DI TENGAH WABAH

Ahmad Suherdi


Ramadhan adalah bulan yang penuh banyak keberkahan. Setiap amal kita akan dilipat gandakan, pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan dibelenggu.

Namun, ramadhan kali ini sangatlah berbeda dari tahun sebelumnya. Pandemi global virus corona menjadi lantaran penyebab perubahan itu. Orang-orang menjadi semakin waspada dan lebih rutin menjaga kebersihan diri dan lingkungan.


Ketika virus corona semakin cepat menyebar, pemerintah menganjurkan untuk tetap di rumah saja. Ibadah fardu maupun sunnah dilakukan di rumah saja. Memang beberapa orang memprotes hal tersebut, tapi inilah keputusan yang terbaik pemerintah untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas.

Aku hidup disebuah desa di provinsi Sumatera Selatan kota Palembang. Aturan untuk ibadah di rumah saja mungkin lebih condong diberlakukan di kota-kota besar yang kebanyakan orang-orang lalu lalang dari berbagai tempat. Kewasapadaan harus ektra ketika di kota.

Apakah di desa tidak ada peraturan untuk ibadah di rumah saja..?? Tentu ada sobat. Sebelumnya ada himbauan untuk beribadah di rumah saja, tapi berhubung kami di desa dan hanya orang-orang desa saja yang setiap hari bertemu maka para tokoh di desaku membuat aturan yang lebih longgar bagi masyarakat yang ingin beribadah di masjid. Masyarakat boleh ibadah di masjid asalkan memakai masker dan manjaga jarak saf sholat kurang lebih 2 meter. Itu adalah pemandangan dan hal yang berbeda bagiku.

Sholat terawih adalah kesunatan Nabi pada bulan Ramadhan. Banyak sekali antusias masyarakat desaku khususnya di dusun blok c yang ingin melalukan ibadah sholat terawih di masjid walau di tengah pandemi wabah corona. Kecintaan masyarakat dengan masjid sangat patut diberi apresiasi. Para tokoh dusun selalu mengingatkan kepada masyarakatnya untuk memakai masker dan menjaga jarak kurang lebih 2 meter ketika di masjid. Bisa antum bayangkan barisan saf penuh sampai belakang karena jarak yang lebar.


Sebenarnya sangat merasa kurang nyaman memakai masker ketika sholat terawih. Nafas menjadi sesak dan pengap. Aturan tetaplah aturan dan kita harus saling menghargai antusias masyarakat dusun yang taat aturan ini. Sabar dan sabar adalah kunci keberhasilan.

Semoga pandemi virus corona segera berahir dan semua orang bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala. Aaamiiin


Palembang, 15 Mei 2020

Posting Komentar untuk "SEMANGAT MASYARAKAT BERIBADAH DI TENGAH WABAH"