Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aku dan Ramadhan 2020

Ahmad Suherdi


Sahabat, tidak terasa ramadhan akan meninggalkan kita. Rasanya baru kemarin kita mengucap "marhaban ya Ramadhan" lewat lisan maupun lewat media sosial. Semua ucapan kita sampaikan dengan penuh kesenangan karena bulan ramadhan adalah bulan untuk memperbanyak syukur dan pahala.

Hari pertama puasa memang dirasa begitu berat sekali. Banyak hikmah yang kita dapat di bulan ramadhan, salah satunya kita bisa bertadarus setiap hari di rumah maupun di masjid. Tadarus setiap hari semoga bisa katam setiap bulan. Pernah mendengar dawuh dari ust. Syarofi "one day one juz" satu hari satu juz. Smoga bisa menjadi keistiqomah bagi kita. Aaamiiin

Lebaran adalah momen yang sangat berharga bisa berkumpul dengan keluarga. Lebaran hari pertama bisa bersilahturahim dengan keluarga ke tempat tetangga maupun ketempat teman-teman. Saling maaf-maafan dengan tulus hati agar kembali menjadi suci.

Namun, lebaran tahun ini sangatlah berbeda. Pemerintah lokal menganjurkan untuk tetap stay di rumah. Kalaupun ingin bersilahturahim ya harus sekitar kompleks desa saja itupun dengan syarat menggunakan masker dan hand sanitizer. Tidak ada jabat tangan seperti sungkem atau salam keakraban sebagai teman. Memang semua untuk mencegah terjadinya penularan virus yang sekarang lagi viral dibicarakan "corona". Semoga kita tetap dalam lindungan Allah swt.

Ada beberapa teman yang tidak mudik karena adanya larangan untuk mudik. Mereka yang merantau tentu akan merindukan keluarga di kampung. Aku pernah merasakan tidak mudik ketika akan menjalankan tugas KKN 2017 seminggu setelah bulan puasa. Di pondok waktu itu hanya tinggal 2 kang saja. Satu dari Palembang "aku" dan yang satunya dari Riau "Ziki Ardianto". 

Gema takbir telah berkumandang waktu itu. Allahuakbar allahuakbar allahuakbar. Malam itu aku hanya berdua dengan Ziki berada di kamar asrama dengan meresapi betapa indahnya bisa berkumpul dengan keluarga. Masjidpun telah ramai dengan anak-anak desa sekitar pondok. Mereka takbiran sampai shubuh. Aku istirahat dikamar saja karena seharian telah bertugas di sawah dengan Ziki.

Aku pada waktu itu tidak bisa menghubungi keluarga di rumah karena hp android jadul merk lenovo rusak pada bagian konektor cas, jadi tidak bisa mengisi daya dan hp mati total. Mencari konter servis hp pada waktu itu sudah tutup karena cuti lebaran. Sungguh nelangsa wong. 

Mungkin itu tidak seberapa bagiku. Aku tidak bisa membayangkan tenaga medis yang menangani covid-19 saat ini. Mereka pasti akan sibuk merawat para pasien yang setiap saat bertambah. Bukan tanpa resiko melainkan resikonya sangatlah tinggi. Mereka tetap berusaha sekuat tenaga merawat pasien dengan memberikan perawatan terbaiknya. Mereka juga manusia biasa yang mempunyai rasa rindu akan keluarga di rumah, namun mereka harus tetap berjuang. #jangan menyerah para medis. Semoga bisa cepat berlalu cobaan ini. Aaamiiin

Mari kita patuhi himbauan pemerintah. Walau tidak mudik dan bertemu keluarga, setidaknya tetap berdoa yang terbaik untuk mereka yang di kampung. Tidak datang kerumah teman dan sanak keluarga tidaklah menghalangi kita untuk tetap bermaaf-maafan. Kita manfaatkan media sosial yang ada untuk saling maaf-maafan.

Saya, Ahmad Suherdi selaku penulis blog ini memohon maaf bila ada salah kata yang disengaja maupun tidak disengaja. Smoga kita mendapatkan keberkahan dari bulan Ramadhan yang telah kita lalui. Aaamiiin aaamiiin yaa Rabbal 'aalamiinn

Terimakasih telah mengunjungi blok ini dan membaca tulisan saya. Semoga ada manfaatnya.

Palembang, Makarti Mulya, 23 Mei 2020



2 komentar untuk "Aku dan Ramadhan 2020"