Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BELAJAR DARI PENGALAMAN

Oleh: Ahmad Suherdi

    

Hari ini aku bertemu dengan seorang kakek yang sangat tua dan badannya pun kurus. Sang kakek entah siapa namanya ini sedang mengaliri sawah nya dengan menggunakan mesin disel. Karna tidak ada hujan pengairan sawah pun dengan menggunakan disel dari lubang sumber air yang ada di beberapa titik lubang sumber.
Sawah Abahku dan kakek itu berdampingan hanya berjarak beberapa puluh meter di sebelah timur. Kakek mengaliri sawahnya sedirian dengan pakaian pendek, celana panjang dan memakai topi untuk menahan panasnya sinar matahari di siang hari.
Aku menghampiri sang kakek untuk meminjam timba sebagai wadah air yang digunakan memancing air di mesin disel. Karna disel yang ku pakai ini adalah mesin solar jadi agak besar bodinya dan perlu tenaga saat menghidupkan nya. Cara menghidupkannya dengan menarik tuas kopling dan mengayuh tuas engkol. Saat di putar tuasnya harus cepat dan ketika mencapai puncak akan berbunyi semua tuas di lepas dan alhasil mesin pun hidup. Walau tak jarang pula mesin yang lama gak bunyi-bunyi.
Aku juga sama mengaliri sawah seperti kakek. Ada beberapa parit yang harus di airi karna musim nya kemarau dan belum turun hujan. Maka pengairan menggunakan mesin disel sering dilakukan. Karna bila telat pengairan maka kondiri tanaman akan kering dan hasil panen kurang maksimal karna kebetulan tanaman abah adalah jagung.
Suara mesin saling saut-sautan, semilir angin menjadikan sejuk tanpa terasa hawa panas. Genangan air yang mengalir pun mendinginkan kaki saat kaki masuk kedalam parit berisi air yang akan di buka dan tutup lubangnya.
Selang beberapa lama sang kakek menghampiriku dan kakek bilang padaku untuk menyimpan cakul saat mengecek ditengah sawah. Karna sang kakek baru saja kehilangan bahan bakar disel nya yang baru beli 50 ribu itu hilang yang ditaruh didekat mesin jensetnya. Karna sang kakek sedang mengecek aliran air di tengah tengah sawah. Setelah kembali dan ingin mengisi bahan bakar mesin jenset, ternyata hilang dan pencurinya tidak hanya mengambil isinya, namun beserta jerigen nya juga raib. Setelah itu, aku menghampiri kakek dan menanyakan dimana letak pastinya jerigen bahan bakarnya. Kakek menunjukkan tempatnya dan memang tempat menaruh bahan bakarnya itu terlihat sekali saat ada orang lewat. 
Aku melihat wajah sang kakek agak kasihan juga dan aku bilang bahwa semoga semua akan di ganti oleh Allah. Sang kakek bilang iya smoga Allah menggantinya. Lalu sang kakek mengutus anaknya untuk membeli bensin lagi di pom plosokandang dekat kampus IAIN Tulungagung.

Pengalaman hari ini bahwa kita jangan mudah lengah. Tetap waspada dan fokus. Kesabaran sang kakek sangat luar biasa. Sang kakek mencoba mengikhlaskan dan yakin semua yang hilang pasti diganti lebih baik lagi. Walau tidak pertama ini sang kakek kehilangan kadangpun air minum putih dan teh nya juga pernah hilang. Super sekali pencuri itu tidak melihat seorang kakek tua berjuang di sawah untuk menghidupi keluarganya. Smoga sang pencuri di beri hidayah.. aaamiinn

.
Tulungagung, 14 Oktober 2019.

Posting Komentar untuk "BELAJAR DARI PENGALAMAN"